Memahami Penulisan Imbuhan ‘di’ yang Benar

 

Oleh

Khoirul Anam

Bidang Riset dan Pengembangan Keilmuan PK IMM Psikologi UHAMKA 2023-2024

 

Banyak di antara kita yang masih bingung bagaimana cara penulisan imbuhan ‘di’ yang benar. Penggunaan imbuhan ‘di’ yang salah dapat menimbulkan perbedaan makna dari kata tersebut. Setidaknya terdapat dua alasan kenapa masih banyak yang salah dalam menggunakan imbuhan ‘di’. Pertama, karena belum memahami cara menulis imbuhan ‘di’ yang benar dan kedua karena belum terbiasa walaupun sebenarnya sudah memahaminya.

Nah, pada artikel kali ini kita akan belajar tentang bagaimana cara menggunakan imbuhan ‘di’ yang benar sehingga kedepannya kita bisa lebih baik dalam berbahasa dan tidak terjadi lagi kesalahan dalam penulisannya.

1.     Cara Penulisan ‘di’ yang Benar

        Terdapat dua variasi dalam menuliskan imbuhan ‘di’. Pertama, adalah penggunaan imbuhan ‘di’ yang disambung, sementara yang kedua yaitu imbuhan ‘di’ yang dipisah.

a.     Imbuhan ‘di’ yang disambung

Penggunaan imbuhan ‘di’ yang disambung biasanya digunakan sebagai imbuhan yang diikuti kata kerja pasif. Kata kerja pasif yang bisa disambung dengan ‘di’ adalah kata kerja yang apabila disambung dengan ‘me’ menjadi kata kerja aktif. Contohnya adalah kata “‘pasang” yang apabila disambung dengan ‘di’ menjadi “dipasang” sehingga berubah menjadi kata kerja pasif. Sementara itu apabila disambung dengan imbuhan ‘me’ berubah menjadi “memasang” yang menunjukkan sebagai kata kerja aktif. Beberapa contoh lainnya ada dimakan, dilakukan, diminum, dibiarkan, dan lain sebagainya.

b.     Imbuhan ‘di’ yang dipisah

Penggunaan imbuhan ‘di’ yang dipisah biasanya diikuti oleh kata yang menunjukkan keterangan tempat, nama, waktu, dan lokasi. Penggunaan imbuhan ‘di’ yang dipisah juga dapat diganti dengan imbuhan ‘dari’. Contohnya adalah “di Bogor” yang dapat diganti dengan “dari Bogor”. Contoh lainnya ada “di pagi hari” dapat diganti dengan “dari pagi hari”. Tetapi, penggunaan imbuhan ‘di’ yang dipisah tidak dapat dilakukan pengubahan menjadi kata kerja aktif seperti imbuhan ‘di’ yang disambung, karena kata “di Bogor” tidak dapat diganti dengan imbuhan ‘me’ menjadi “me Bogor”

2.     Latihan Penulisan Imbuhan ‘di’ pada sebuah paragraf

S           Sebelumnya, kita telah memahami teori bagaimana cara penulisan ‘di’ yang benar. Selanjutnya kita akan berlatih dan menemukan contoh penggunaan imbuhan ‘di’ yang salah pada suatu paragraf.

      Perhatikan paragraf di bawah ini!

“Terdengar suara pintu yang di banting sangat keras. Piring dan gelas yang biasanya tertata rapi di rak kini hancur berseraakan dilantai. Malam itu adalah pertama kalinya ayah dan bunda bertengkar begitu hebatnya. Sementara Eby, anak kecil yang usianya belum genap 8 tahun hanya bisa menangis sesenggukan di sudut kamarnya. Berkali-kali air matanya terjatuh dan berkali-kali juga air matanya diusap dengan jari-jari mungilnya. Ia tidak tahu mengapa dimalam itu orang tuanya bertengkar begitu amat hebat. Situasi yang biasanya hanya di lihat di sinetron, kali ini ia melihatnya secara langsung tepat di depan matanya. Akhirnya malam itu Eby tertidur di kamarnya karena terlalu lelah setelah 4 jam menangis tanpa henti. Ia berharap esok pagi semuanya kembali seperti sedia kala.”

Pada kalimat di atas terdapat beberapa pengunaan imbuhan ‘di’ yang sudah benar. Namun, masih banyak juga penggunaan imbuhan ‘di’ yang masih salah.

Penggunaan imbuhan ‘di’ yang masih salah”

-       Di banting, di lihat

Kata “di banting” dan “di lihat” adalah termasuk kata kerja pasif. penggunaan imbuhan ‘di’ yang benar harusnya adalah “dibanting” dan “dilihat”. kata tersebut juga dapat diubah dengan imbuhan ‘me’ menjadi kata kerja aktif

-       Dilantai, dimalam

Kata “dilantai” dan “dimalam” adalah kata yang menunjukkan keterangan tempat dan waktu. Penggunaan imbuhan ‘di’ yang benar seharusnya adalah “di lantai” dan “di malam”. Imbuhan ‘di’ pada kata tersebut juga dapat diubah dengan imbuhan ‘dari’ dan tidak dapat diubah dengan imbuhan ‘me’.

Nah, begitulah cara penggunaan imbuhan ‘di’ yang benar. Apakah kamu sudah menerapkannya? Atau masih ada yang perlu diperbaiki?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Harmoni dalam Komunikasi Organisasi

GEMALI

Pemimpin Cahaya