FINANCIAL PLANNING “Mengatur Keuangan yang baik bagi Generasi Milenial”
Oleh :
Dona Bella, Wahyu Puji Oktami
Bidang Ekonomi dan Kewirausahaan
PK IMM Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA
Dimasa sekarang banyak sekali kebutuhan
hidup yang perlu kita penuhi, tetapi dengan tingginya harga pasar membuat
masyarakat kesulitan dalam memenuhi kebutuhannya. Dalam hal ini perlu adanya
perencanaan keuangan atau financial
planning dalam mengatasi kesulitan tersebut. Financial planning adalah proses perencanaan keuangan
seseorang untuk mencapai tujuan hidup yang lebih terencana. Perencanaan ini
berlangsung secara terus-menerus dengan memperhatikan berbagai faktor, seperti
pendapatan, pengeluaran, jumlah aset, dan lainnya. Perencanaan keuangan ini
tentu saja bertahap dan berbeda untuk setiap orang. Misalnya tahap sebelum
menikah akan berbeda dengan setelah menikah, dan sebagainya. Namun, pada
prinsipnya perencanaan ini tujuannya adalah untuk mencapai tujuan hidup
seseorang dari segi keuangan. Hidup pun akan lebih bahagia dan sejahtera,
dengan keuangan yang lebih tertata baik.
Perencanaan
keuangan menurut Certified Financial
Planner, Board of Standards adalah proses pencapaian tujuan hidup seseorang
melalui manajemen keuangan secara terencana. Sumber lain menyebutkan bahwa personal financial planning atau
perencana keuangan pribadi adalah mengembangkan dan mengimplementasikan secara
total dan terkoordinasi perencanaan seseorang untuk mencapai tujuan keuangannya
secara menyeluruh. Elemen terpenting dari konsep ini adalah mengembangkan
perencanaan yang terkoordinasi untuk seluruh kebutuhan keuangan seseorang
berdasarkan tujuan keuangan total mereka.
Tujuan perencanaan
keuangan (financial planning) adalah
membantu individu-individu untuk mencapai kebebasan keuangan dan keamanan
ekonomi bagi keluarga dan pribadi. Menurut Madura (2007, p. 2), “Personal finance (also referred to as
personal financial planning) is the process of planning your spending,
financing, and investing to optimize your financial situation”. Perencanaan
keuangan dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis menurut tujuannya, yaitu:
Single Purpose View: Proses perencanaan keuangan yang hanya merekomendasikan satu jenis pelayanan atau produk dari suatu industri jasa keuangan.
Multi Purpose View: Proses perencanaan keuangan yang merekomendasikan beberapa jenis pelayanan atau produk dari suatu industri jasa keuangan.
Comprehensive View: Proses perencanaan keuangan yang merekomendasikan suatu strategi perencanaan keuangan yang terintegrasi dan terkoordinasi berdasarkan kebutuhan dan tujuan klien.
Perencanaan keuangan dapat dikelompokkan menjadi dua jenis dalam prakteknya, yaitu:
- Perencanaan Keuangan “Independent”, yaitu perencanaan keuangan yang tidak terikat atau bekerja pada suatu institusi atau perusahaan tertentu.
- Perencanaan Keuangan “Tied”, yaitu perencanaan keuangan yang bekerja atau terikat pada suatu institusi atau perusahaan, misalnya perusahaan asuransi jiwa, bank, atau perusahaan sekuritas. Perencana Keuangan akan membantu seseorang untuk mencapai kebebasan finansial (Financial Freedom). Istilah financial freedom dipopulerkan oleh Robert T. Kiyosaki dalam bukunya Rich Dad Poor Dad. Financial Freedom adalah kemampuan financial yang besar sehingga kebutuhan keuangan seseorang mudah dipenuhi. Kebebasan finansial ini sebenarnya sudah dijadikan tujuan hidup manusia sejak dahulu. Sedangkan ilmu perencanaan keuangan baru diperkenalkan di Amerika Serikat pada 1970–an, sehingga istilah kebebasan finansial sudah ada sejak lama. Namun sebelum mencapai kebebasan finansial, setiap orang biasa memiliki tujuan keuangan tertentu yang diprioritaskan.
Dan setiap orang punya prioritas yang berbeda satu sama lain mengingat ini sangat tergantung dari situasi individu tersebut, baik tujuan, perilaku, dan kebutuhan masing – masing. Jasa Perencanaan Keuangan ini diperlukan karena hal–hal berikut, yaitu:
- Perubahan demografi, seperti misalnya perubahan gaya hidup, umur manusia yang semakin panjang (secara statistic berbeda bagi pria dan wanita), perubahan populasi dari segi jumlah dan gender.
- Perpindahan tanggung jawab pensiun dari Negara dan perusahan ke individual. Setiap individu akan semakin bertanggung jawab terhadap kualitas hari tuanya.
- Produk keuangan yang semakin kompleks dan canggih.
- Kecenderungan menurunnya ikatan sosial keluarga seperti berkurangnya dukungan anak pada orang tua yang telah jompo.
Komentar
Posting Komentar