Pentingnya Peran Wanita Dalam Era Modernisasi

 Oleh : RisetPengembanganKeilmuwan


Dalam era modernisasi tentu kita tidak asing dalam hal kesetaraan gender baik wanita maupun pria yang dimana hal ini dalam titik tolak tertentu mungkin sebagian orang ada yang masih mempertahankan titik adat istiadat tradisionalnya ataupun bahkan ada yang sudah menganggap bahwa hal tersebut sudah menjadi umum tergantung bagaimana stigma, kebudayaan, dan lingkungan tempat tinggal individu di suatu daerah dalam negara yang di tempat tinggalnya

Modernisasi adalah suatu proses perubahan atau transformasi dari keadaan tradisional masyarakat dalam aspek budaya, politik, ekonomi, dan sosial kearah pembaharuan yang lebih maju atau modern menyesuaikan zaman.

Bukti wujud nyata dari sebuah perubahan bisa dilihat sari sebuah perilaku yang terlihat dan nampak dari aspek-aspek kehidupan modern, seperti adanya urbanisasi, mekanisme, penggunaan alat-alat komunikasi yang semakin di perbaharui, serta contoh dari tatanan administrasi-birokrasi yang telah tersusun secara terencana, dan terukur. Adapun pendapat yang telah di kemukakan oleh Wilbert E. Moore (dalam Bernstein, 1971), yaitu modernisasi adalah suatu transformasi total kehidupan bersama dalam bidang teknologi dan organisasi sosial dari yang tradisional ke arah pola-pola ekonomis dan politis yang didahului oleh negara-negara Barat yang telah stabil.

Dalam prosesnya sendiri modernisasi di Indonesia mengalami perubahan skala yang besar melihat dari sudut pandang terjadinya tatanan sistem pemerintahan sentralistis yang di kenal di negara-negara Barat kepada bangsa Indonesia sendiri pada masa penjajahan Belanda. Hal tersebut, tidak terlepas dari masuknya ke dalam konstitusi Indonesia atau lebih di kenal Undang-undang Dasar 1945 yang menjadikan sebuah tonggak dasar atau awal mula penerapan sistem modernisasi dalam kehidupan bersama di Indonesia yang apada mulanya hanya di menal dari kerajan-kerajaan, pulau-pulau, pelabuhan serta perdagangannya. Dalam prosesnya ini sendiri tidak hanya membawa dampak perubahan pada komunitas-komunitas yang ada dan hidup di kepulauan Nusantara saja, tetapi pada semua kelompok-kelompok sosial yang ada dalam masyarakat atau di kenal masyarakat Indonesia. Bahasan ini lebih dalam terkait dari kelompok-kelompok sosial tersebut yaitu Kelompok Perempuan.

Mengutip terkait isu-isu perempuan telah menjadi pembahasan sangat hangat di kalangan masyarakat. Peran perempuan sendiri telah mengarahkan banyak sekali keaktualisasian dirinya dalam berkontribusi di abad modern ini. Selain itu, mengenai isu perempuan telah menjadi penguat rasa pada waktu Konferensi Perempuan Internasional di Beijing tahun 1995 lalu. Hasil dari konferensi di Beijing sendiri pada tahun 1995 menghasilkan kesempatan politik bagi perempuan di seluruh dunia. Contoh wujud nyata dari sebuah keberhasilan dapat memberi apresiasi sebagai salah satu bentuk transformasi Perempuan dalam memperjuangkan hak-hak perempuan dan sebagai arti penting keterlibatan sosok perempuan dalam era modernisasi pada saat ini.

Keberadaan perempuan di dunia mengalami perubahan meskipun tidak seutuhnya, seiring dengan jalannya perkembangan zaman. Modernisasi yang selalu menawarkan berbagai macam perubahan di segala bidang pun, kian memberikan peluang bagi peremuan untuk bangkit dari keterpurukan, kedzhaliman, dan perlakuam ketidakadilan yang terjadi selama ini. Transformasi modernisasi telah menghasilkan perubahan pergeseran makna peran penting perempuan pada masa lampau dan pada masa sekarang.

Apabila melihat sejenak proses para pendahulu, sosok perempuan menjadi suatu hal yang tidak di muliakan dan tidak diharapkan kehadirannya, karena dianggap sebagai sosok lemah dan memalukan seperti dalam hal bekerja yang banyak melibatkan aktivitas di luar kondisi rumah, seperti sekarang ini. Keadaan seperti ini terus berlanjut hingga datangnya Islam sepenuhnya mengangkat derajat manusia dengan memberikan hak-haknya, menikmati kemanusiaan dan kehormatannya ditengah-tengah Islam.

Mengutip salah seorang tokoh aliran Psikologi Humanisme, yakni Abraham Maslow juga menegaskan bahwa salah satu kebutuhan manusia adalah kebutuhan aktualisasi diri. Dirinya juga mencetuskan bahwa hirarkhi kebutuhan Maslow yang paling tinggi adalah kebutuhan aktualisasi diri, mendapatkan kepuasan diri, dan menyadari akan potensinya. Ia percaya bahwa setiap orang memiliki kekuatan untuk merealisasikan potensi-potensi dalam dirinya, untuk mencapai tingkatan aktualisasi diri.

Aktualisasi diri adalah daya mendorong pengembangan diri dan potensi individu, sifatnya bawaan dan sudah menjadi ciri seluruh manusia, maka perempuan bekerja merupakan salah satu perwujudan pengembangan potensi perempuan untuk menghasilkan baik karya-karya ilmiah dan yang non ilmiah. Dengan bekerja, seseorang dapat berkarya, berkreasi, mencipta, mengekspresilan diri, mengembangkan diri dengan orang lain, membagikan ilmu dan pengalaman, menghasilkan sesuatu untuk mendapatkan penghargaan, penerimaan dan mencapai suatu prestasi.

Menurut ajaran Islam terkait peran peran pentimg perempuan, Islam memperhitungkan tingkat sederajat antara peran perempuan dengan peran laki-laki dalam beberapa persoalan. Seperti mengerjakan Amar Ma’ruf Nahi Munkar, menuntut ilmu, ibadah haji, pelaksanaan jaul beli, dan memberikan kebebasan dalam membelanjakan harta benda yang dimilikinya sesuai kehendak keinginan dan kesenangannya yang terkait dengan milik pribadinya sendiri. Berbicara, dalam Islam terkait peran perempuan tentu hal ini sangat luas, baik dalam aspek peran pembinaan kesejahteraan hidup dalam lingkup keluarga mauun masyarakat. Bahkan Rasulullah SAW diperingatkan yakni tegak atau rubuhnya suatu bangsa ditentukan oleh perempuannya, apabila perempuannya baik, maka akan baik pula dan selamatlah negaranya itu, serta apabila perempuannya tidak baik, maka akan hancurlag negaranya tersebut. Dan masih banyak lagi ucapan-ucapan Rasulullagmh SAW dalam menunjukkan pentingnya peranan perempuan dalam terciptanya suatu kebahagiaan dan kesejahteraan hidup.

Walaupun di era modernisasi ini, perempuan memang dituntut sudah seharusnya memiliki sikap mandiri, di samping suatu kebebasan dalam pengembangan dirinya sebagai manusia yang sesuau dengan bakat yang telah dimilikinya. Tetapi saat ini arus modernisasi sangatlah kuat, kita sebagai perempuan harus tetap memiliki keteguhan untuk berjalan ke arah perubahan dengan tetap berlandaskan pada ajaran agama kita yaitu agama islam. Maknanya, peranan kita sebagai perempuan dapat tetap mengaktualisasikan nilai peran itu sendiri di berbagai macam bidang kehidupan ini, tanpa harus merasa takut dan terhalangi dengan adanha stigma-stigma peran perempuan terdahulu yang mungkin masih ada perbedaan pembeda antara perwmpuan dan laki-laki. Terkait hal tersebut, kita harus tetap mengaktualisasikan peranan kita sebagai perempuan yang mungkin terlihat biasa padahal berdampak besar bagi yang merasakannya dengan tetap mengingat dan menjalankan di basah naungan kodrat dan fitrah  kita sebagai perempuan muslim.

 

#RisetPengembanganKeilmuwan

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Harmoni dalam Komunikasi Organisasi

GEMALI

Pemimpin Cahaya