Menjaga Mental Health Pada Masa Pandemi

Oleh : Sosial Pemberdayaan Masyarakat

Saat ini dunia diguncang dengan suatu wabah yang biasa disebut coronavirus disease 2019 (Covid-19). Covid-19 pertama kali muncul di Wuhan, China pada akhir tahun 2019. Diketahui bahwa penyebaran Covid-19 sangat cepat dan semakin meluas. Beberapa jenis coronavirus diketahui menyebabkan infeksi saluran nafas pada manusia mulai dari batuk pilek hingga infeksi pernapasan berat, seperti infeksi paru-paru (pneumonia).

Covid-19 ini dapat memberikan dampak pada masyarakat, bukan hanya dampak yang terjadi pada kesehatan fisik, akan tetapi juga memberi dampak pada kondisi psikologis masyarakat. Brook, dkk (2020) menyatakan bahwa ada beberapa dampak psikologi ketika pandemi yang terjadi dan dirasakan oleh masyarakat yaitu gangguan stres pascatrauma (post traumatic stress disorder), kebingungan, kegelisahan, frustasi, ketakutan akan afeksi, insomnia, dan merasa diri tidak berdaya. Sedangkan Fitria (2020) menyatakan bahwa kondisi psikologis yang banyak dialami masyarakat khususnya di Indonesia adalah rasa anxiety apabila tertular.

Pada kondisi ini tidak hanya seseorang yang terpapar Covid-19 saja yang dapat mengalami gangguan kesehatan mental tetapi orang yang sehat pun dapat mengalami gangguan, ia tidak sakit secara fisik melainkan secara mental. Hal ini dapat terjadi karena adanya beberapa faktor di antaranya karantina yang terlalu lama, diharuskannya menjaga jarak, berkurangnya interaksi sosial, meningkatnya rasa kesepian, stigma dan diskriminasi terhadap orang yang terinfeksi, informasi yang simpang siur, dan masih banyak lagi faktor dalam gangguan kesehatan selama pandemi ini, selain menurunnya ekonomi masyarakat. Faktor dari gangguan pada kesehtan mental ini akan menyebabkan seseorang akan merasakan mood swings, gangguan kecemasan, gangguan bipolar, stres, depresi dan bahkan hal yang paling parahnya lagi bunuh diri. Gangguan ini jika dibiarkan terlalu lama dan bahkan tidak ada keinginan untuk melakukan konsultasi, maka hal tersebut dapat merugikan diri sendiri bahkan orang lain.

Tanda adanya masalah kesehatan mental tidaklah sama setiap orangnya. Namun, ada beberapa kecenderungan gejala yang serupa berdasarkan kategori usia.

Pada anak-anak dan remaja:

-          Mudah marah

-          Sulit dibujuk agar menurut

-          Mudah menangis

-          Kerap terbangun saat tidur pada malam hari

-          Merasa kesepian

-          Ragu untuk mengungkapkan sesuatu

-          Sering memukul, mengigit, atau melakukan tindakan kekerasan lain

-          Agresif

-          Suasana hati mudah berubah

-          Tidak lagi menggemari kegiatan yang sebelumnya disukai

-          Hilang selera makan

-          Sulit berkonsentrasi

-          Penurunan nilai akademik

Pada orang dewasa dan usia lanjut:

-          Sering melamun

-          Tidak nafsu makan, bahkan bisa tidak makan seharian

-          Kurang berminat berkomunikasi dengan orang lain via online

-          Bingung melakukan aktivitas di rumah

-          Sulit tidur

-          Tidak dapat berpikir jernih

-          Lebih mudah berbuat ceroboh

-          Ada pikiran untuk bunuh diri

Maka dari itu menjaga kesehatan mental (Mental Health) pada masa pandemi ini sangatlah penting. Agar diri kita, teman dekat, keluarga dan bahkan masyarakat indonesia tidak sampai terjerumus dalam gangguan kesehatan mental pada saat pandemi ini yang hampir berjalan 2 tahun lebih. Karena pada kenyataannya gangguan kesehatan mental bukanlah hal yang sangat menyenangkan tetapi adalah hal yang sangat tidak menyenangkan.

Menjaga kesehatan mental pada masa pandemi ini bisa dilakukan dengan banyak cara yang bisa dilakukan di dalam rumah, taman rumah, atau bahkan di dalam kamar. Contohnya, seperti melakukan olahraga di taman rumah, membersihkan rumah, mendekorasi rumah, bermain game online bersama teman-teman secara virtual, menonton film terbaru, membaca buku, bahkan bisa mengasah soft skill. Mengasah soft skill ini seperti melukis, mewarnai, memasak makanan yang bisa diakses di sosial media seperti youtube, tiktok, instagram, dan masih banyak lagi. Bahkan kita bisa melakukan kesibukan yang bermanfaat dan bahkan bisa mendapatkan uang dari hasil kesibukan kita tersebut. Seperti memotret suatu barang dan hasilnya akan di jual di platform yang bisa menerima jual foto, atau melakukan bisnis online yang marak dilakukan oleh anak-anak remaja pada masa pandemi ini. Masih banyak lagi hal-hal yang dapat dilakukan pada saat pandemi untuk tidak terjerumus dalam gangguan pada kesehatan mental.

#SosialPemberdayaanMasyarakat


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Harmoni dalam Komunikasi Organisasi

GEMALI

Pemimpin Cahaya