ADAB BERGAUL ANTARA PEREMPUAN DENGAN LAKI LAKI

 

ADAB BERGAUL ANTARA PEREMPUAN DENGAN LAKI LAKI

Oleh : Bidang IMMawati

Allah sangat menyayangi dan mengetahui hambanya. Dalam perjalanan menuju surganya Allah, banyak sekali hambatan-hambatan yang dihadapi manusia. Untuk itu, Allah memberikan pedoman-pedoman untuk menyelamatkan hambanya karena Allah sangan memedulikan hamba-Nya. Pedoman tersebut diberikan untuk permasalahan hidup yang berat hingga hal-hal yang sangat sepele. Salah satu yang sangat sepele itu adalah adab dalam bergaul. Nampaknya masalah ini sangat sepele namun, teman dan pergaulan bisa mempengaruhi kita dalam menjalani kehidupan ini. Untuk itu perlunya adab agar kita bisa berada dalam pergaulan yang membawa kita lurus dijalan Allah.

Dalam pergaulan tentunya kita akan terus saling berkomunikasi dan menjalin hubungan pada sesama manusia dengan jenis kelamin yang berbeda yaitu laki-laki dan perempuan. Seperti yang dijelaskan dalam banyak hadist, wanita adalah fitnah terbesar untuk laki-laki, dijelaskan juga oleh Allah dalam Q.S. Al-Imran ayat 14 bahwa wanita adalah salah satu kecintaan manusia. Untuk itu, Islam menetapkan aturan-aturan yang begitu sempurna untuk menjaga kehormatan wanita dari fitnah, yaitu dengan adab bergaul dengan lawan jenis.

1.      Adab kepada Teman

a.       Pemilihan Teman

Dijelaskan dalam sebuah hadist:

Permisalan teman duduk yang saleh dan buruk adalah seperti penjual minyak wangi dan tukang pandai besi. Adapun penjual minyak wangi, bisa jadi dia wangi, atau kamu akan membeli darinya atau kamu akan mendapat bau harum darinya. Adapun tukang pandai besi, bisa jadi dia akan membuat pakaianmu terbakar, atau kamu akan mendapat bau yang tidak sedap darinya.” (H.R. al-Bukhari dan Muslim).

Tambahan juga, al-Ghazâlî menukil petuah ‘Alî ibn Abû Tâlib sebagai berikut: “Janganlah engkau bersahabat dengan orang bodoh, karena sudah berapa banyak orang bodoh yang telah membinasakan orang alim, karena penilaian seseorang akan tingkat persahabatannya!”

-          Berperilaku dan berakhlak baik

-          Jujur

-          Tidak tamak akan dunia

Dengan demikian, Arif, (2019) menyampaikan bahwa orang tua seharusnya mengarahkan anaknya saat bergaul dengan temannya, yaitu menggunakan adab yang baik, seperti selalu menolong ketika teman dalam keadaan membutuhkan, mempunyai kepekaan yang lebih ketika teman terkena masalah yang memerlukan bantuan, tidak boleh menjelek-jelekkan teman (membuka aib), dan untuk anak laki-laki lebih dibatasi dalam bergaul dengan lawan jenis untuk menghindarkannya dari pergaulan bebas, karena pada saat ini anak pada tingkat sekolah dasar sudah mengenal saling suka (pacaran).

 

b.      Adab Kepada Sahabat

Al-Ghazâlî (dalam Arif, 2019) menjelaskan adab seseorang kepada sahabatnya yaitu:

-          Mengutamakan kepentingan sahabat daripada dirinya sendiri.

-          Menutup aib sahabat

-          Mendengarkan sahabat ketika berdiskusi

-          Menghindari perdebatan yang tidak penting

-          Memanggil sahabat dengan panggilan yang baik

-          Memberikan nasihat-nasihat yang baik ketika sahabat sedang lalai

-          Mendoakan sahabat

-          Menyapa dengan salam ketika bertemu

-          Menyukai sahabat dengan tulus

Menurut Umar bin Achmad Barjah (dalam Arif, 2019), adab bersahabat yaitu:

-          Menghormati sahabat

-          Mengikuti nasihat-nasihat mereka

-          Menghormati saudara meskipun masih kecil

-          Tidak bertengkar serta tidak menyakiti hatinya

-          Menjalin persaudaraan sebaik mungkin

Sedangkan menurut Yusuf dan Abdulloh (dalam Arif, 2019):

-          Mengucapkan ungkapan kasih sayang, baik secara lahir maupun batin dan diniatkan semata-mata karena Allah

-          Mengucapkan syukur ketika diberikan kebaikan dan bersabar ketika menerima ujian

-          Berkunjung ke rumah teman untuk silaturahmi

-          Tidak mencela kepada sahabat

-          Selalu mendoakan yang baik

-          Tulus dan ikhlas

-          Mengutamakan keperluan teman dibanding diri sendiri

-          Saling mengingatkan kala lalai

-          Mengedepankan toleransi

-          Selalu berniat untuk menggembirakan teman

Larangan Ketika bergaul dengan teman (Novika, 2018):

-          Bermusuhan

-          Pergaulan bebas

-          Melanggar norma-norma yaitu: berzina, mengkonsumsi minuman keras, mengkonsumsi narkoba, atau bersama-sama melakukan tindak kriminal.

 

Di dalam pergaulan tentunya kita saling berkomunikasi dan menjalin hubungan pada sesama manusia. Disini kita tidak bisa lupakan laki-laki dan perempuan. Seperti dijelaskan dalam banyak hadist, wanita adalah fitnah terbesar untuk laki-laki, dijelaskan juga oleh Allah dalam Q.S. Al-Imran ayat 14 bahwa wanita adalah salah satu kecintaan manusia. Untuk itu, Islam menetapkan aturan-aturan yang begitu sempurna untuk menjaga kehormatan wanita dari fitnah, yaitu dengan adab bergaul dengan lawan jenis.

Adab bergaul dengan lawan jenis:

1.      Menutup aurat

Wahai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu, dan isteri-isteri orang Mukmin, `Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka!` Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu, dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (Al-Ahzab ayat:59)

Ayat ini menjelaskan tentang kewajiban perempuan mukmin untuk menutup auratnya. Allah memanggil Nabi Muhammad agar memerintahkan istri dan putri beliau serta wanita mukminah agar menjulurkan jilbab ke seluruh tubuhnya. Hikmahnya adalah perempuan akan lebih dimuliakan oleh Allah SWT serta perempuan akan menjadi pribadi yang merdeka dan dijauhkan dari gangguan orang orang fasik.

 

2.      Dilarang berduaan

Tidak ada larangan untuk bergaul dengan lawan jenis, namun lebih membutuhkan kewaspadaan dalam menjalankannya. Hal ini dilakukan demi mencegah terjadinya fitnah. Salah satu adab yang perlu dipatuhi adalah tidak berduaan. Dari Umar bin Khattab, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

Janganlah salah seorang di antara kalian berduaan dengan seorang wanita (yang bukan mahramnya) karena setan adalah orang ketiganya, maka barang siapa yang bangga dengan kebaikannya dan sedih dengan keburukannya, maka dai adalah seorang mukmin” (H.R. Ahmad).

 

3.      Menjaga pandangan atau tidak berlama-lama dalam berpandangan dan jika diperlukan saja

Dari Abu Hurairah RA., dijelaskan bahwa Rasulullah SAW., bersabda “Setiap keturunan Adam ada bagian yang dianggap sebagai zina; kedua mata dianggap berzina, dan zinanya adalah melihat (kepada yang haram)…, sementara hati berkeinginan dan berkhayal (melakukan zina itu) dan kemaluan pun membenarkannya atau mengingkarinya.(H.R. Ahmad).

 

4.      Tidak membuat suara yang sengaja untuk memancing syahwat (mendesah, menggeram, dilembut-lembutkan, dimanja-manjakan)

Allah SWT berfirman,

Hai isteri-isteri Nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang lain, jika kamu bertakwa. Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya dan ucapkanlah perkataan yang baik.” (QS. Al-Ahzab ayat 32).

 

Zina kedua telinga adalah mendengar, zina lisan adalah berbicara.” (H.R. Bukhari dan Muslim).

 

5.      Tidak menyentuh

Interaksi antara lawan jenis diperbolehkan dalam Islam selama masih batas yang diperbolehkan. Salah satu hal yang dilarang adalah bersentuhan dengan sengaja.

 

Dari Abu Hurairah RA., dijelaskan bahwa Rasulullah SAW., bersabda `Setiap keturunan Adam ada bagian yang dianggap sebagai zina; … kedua tangan dianggap berzina, dan zinanya adalah menyentuh (kepada yang haram)…, sementara hati berkeinginan dan berkhayal (melakukan zina itu) dan kemaluan pun membenarkannya atau mengingkarinya.(H.R. Ahmad).

 

Sesungguhnya andai kepala seseorang kalian ditusuk dengan jarum yang terbuat dari besi itu lebih baik baginya daripada menyentuh wanita yang tidak halal baginya.” (H.R. ath-Thabrani).

 

6.      Menjaga syahwatnya

Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa menjamin untukku apa yang ada di antara dua rahangnya dan apa yang ada di antara dua kakinya, niscaya aku menjamin surga baginya.”

 

Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diinginkan, yaitu wanita-wanita…” (Ali-Imran ayat 14).

 

Rasulullah SAW bersabda, “Tidakkah aku meninggalkan fitnah, setelah aku (wafat), yang lebih berbahaya atas laki-laki daripada wanita.”

 

7.      Perempuan tidak boleh berdandan

Dalam Islam, seorang wanita hanya diperbolehkan untuk berdandan di hadapan suaminya saja. Begitu pula ketiga bergaul dengan lawan jenis. Wanita yang sengaja berdandan bahkan menggunakan wewangian untuk memikat laki laki merupakan wanita yang sangat rendah dalam Islam.  Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

 

Seorang perempuan yang mengenakan wewangian lalu melalui sekumpulan laki-laki agar mereka mencium bau harum yang dia pakai maka perempuan tersebut adalah seorang pelacur.” (H.R. An-Nasa`i, Abu Daud, Tirmidzi, dan Ahmad).

            Juga terdapat di surah Al Ahzab ayat 33 yang artinya,

Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyyah yang dahulu.” (QS. Al Ahzab ayat 33).

 

8.      Menjaga batas intensitas komunikasi, berkomunikasi hanya jika diperlukan dan bermanfaat

Terlalu berlebihan dalam komunikasi dapat menyebabkan kesalahpahaman hingga menimbulkan fitnah. Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari kiamat maka berkatalah yang baik atau diamlah.”

 

Hai isteri-isteri Nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang lain, jika kamu bertakwa. Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya dan ucapkanlah perkataan yang baik."(QS Al-Ahzab ayat 32).

 

9.      Tidak bercampur baur jika tidak diperlukan

Hendaknya kita memisahkan diri dari lawan jenis ketika melakukan komunikasi. Sebagaimana yang dilakukan para sahabat Ketika bertanya pada istri-istri Rasulullah.

 

Allah Ta’ala berfirman,

“Apabila kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (isteri-isteri Nabi), maka mintalah dari belakang tabir. Cara yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka.” (Al-Ahzab ayat 53).

 

SUMBER REFERENSI

Arif, M. (2019). ADAB PERGAULAN DALAM PERSPEKTIF AL-GHAZÂLÎ: Studi Kitab Bidâyat al-Hidâyah. Islamuna: Jurnal Studi Islam, 6(1), 64. https://doi.org/10.19105/islamuna.v6i1.2246

Novika, E. (2018). Pengaruh Pembelajaran Aqidah Akhlak Terhadap Adab Pergaulan Siswa MTS Negeri 1 Kabupaten Bengkulu Utara.

                                                                                                                                                           

 

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Harmoni dalam Komunikasi Organisasi

GEMALI

Pemimpin Cahaya