Menjaga Hati demi Cinta Yang Hakiki

Menjaga Hati demi Cinta Yang Hakiki

Siapa yang belum tau mengenai cinta?adakah dari kalian yang belum mengerti cinta, belum pernah merasakan indahnya jatuh cinta pada suatu hal? Cinta telah ada sejak zaman Nabi Adam diciptakan, sehingga diciptakannya Siti Hawa disisi Nabi Adam. Cinta juga merupakan fitrah alami manusia karena bila tidak ada cinta di hati kita maka kita akan hampa. Cinta dalam pandangan islam sendiri adalah limpahan kasih sayang Allah kepada seluruh makhluknya sehingga Allah menciptakan manusia dan isinya dengan segala kesempurnaan. Adapun cinta yang sebenarnya atau cinta yang hakiki adalah hanya milik Allah SWT karena hanya Allah lah yang maha sempurna dan maha pemilik cinta. Dalil Cinta Dalam Alqur’an dalam surah Maryam ayat 96
إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ سَيَجْعَلُ لَهُمُ الرَّحْمَٰنُ وُدًّا
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, kelak Allah Yang Maha Pemurah akan menanamkan dalam (hati) mereka rasa kasih sayang.”
    Sedangkan Sternberg mengklasifikasikan teori cinta dengan membaginya menjadi tiga komponen : kedekatan, hasrat dan komitmen. Ia merangkum dalam sebuah gambar berbentuk segitiga yang dikenal dengan Segitiga cinta Sternberg. Oleh Sternberg, cinta juga didefinisikan sebagai sebuah cerita kehidupan yang ditulis seseorang. Dimana peristiwa tersebut berisi tentang karakter pribadi, minat dan perasaan dalam koneksinya kepada orang lain.

Keintiman merupakan komponen emosional yang mengacu pada perasaan dekat, terhubung dan terikat dalam suatu hubungan percintaan. Komitmen merupakan komponen kognitif, yang secara sederhana dapat dijelaskan sebagai keputusan untuk mencintai dan mempertahankan hubungan percintaan. Gairah merupakan komponen motivasional, merupakan dorongan pada asmara, romantisme, ketertarikan fisik, hubungan seksual, serta fenomena lain yang berhubungan dengan hubungan percintaan. Dari ketiga komponen cinta ini dapat terbentuk delapan jenis cinta, antara lain:
a. Liking (terdiri dari intimasi saja);
b. Infatuated love (terdiri dari gairah saja);
c. Empty love (terdiri dari komitmen saja);
d. Romantic love (terdiri dari keintiman dan gairah);
e. Companionate love (terdiri dari keintiman dan komitmen);
f. Fatuos love (terdiri dari gairah dan komitmen)
g. Consummate love (terdiri dari ketiga komponen cinta).
Menjaga cinta demi cinta yang hakiki tentu saja bukan hanya mengenai sepasang kaum hawa dan adam saja tetapi lebih dari itu yakni bagaimana menjaga cinta kita agar tetap selalu bertujuan kepada Allah SWT, kepada Nabi Muhammad SAW, orang tua dan keluarga kita. Berbicara mengenai bagaimana cara kita untuk menjaga hubungan baik kita dengan Allah hal-hal yang harus kita punya untuk bisa mencintai Allah yakni:
1. Beriman dengan Allah SWT dan menyembahNya dengan melaksanakan sholat fardhu lima waktu dan beramal sholih sesuai dengan tuntunan Allah dan RasulNya Muhammad SAW.
2. Tidak menyekutukan allah dengan sesuatu apapun juga (syirik)
Syirik merupakan perbuatan dosa yang sangat besar dam Allah sangat membenci perbuatan syirik sebab dengan melakukan perbuatan syirik itu berarti dia mengakui dan membenarkan bahwa adanya tuhan lain selain Allah SWT. Allah SWT berfirman dalam surah Huud: 15-16
مَنْ كَانَ يُرِيدُ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا وَزِينَتَهَا نُوَفِّ إِلَيْهِمْ أَعْمَالَهُمْ فِيهَا وَهُمْ فِيهَا لَا يُبْخَسُونَ
“Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan”
أُولَٰئِكَ الَّذِينَ لَيْسَ لَهُمْ فِي الْآخِرَةِ إِلَّا النَّارُ ۖ وَحَبِطَ مَا صَنَعُوا فِيهَا وَبَاطِلٌ مَا كَانُوا يَعْمَلُون
“Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan”
3. Mengenali Allah  dengan pengenalan yang benar (Ma'rifatullaah) agar tumbuh rasa cinta kepada Allah (Mahabbatullaah) untuk mengenal Allah dengan benar jalannya adalah dengan rajin membaca, mempelajari dan memahami Al Qur’an kitab Allah.
4. Selalu berhusnudzan terhadap Allah dan selalu optimis terhadap hidupnya
Husnudzan (berbaik sangka) kepada Allah termasuk ibadah hati yang memiliki nilai besar. Dan inti dari husnudzan kepada Allah adalah membangun keyakinan sesuai dengan keagungan nama dan sifat Allah, dan membangun keyakinan sesuai dengan konsekuensi dari nama dan sifat Allah.
وَلَا تَيْئَسُوا مِنْ رَوْحِ اللَّهِ إِنَّهُ لَا يَيْئَسُ مِنْ رَوْحِ اللَّهِ إِلَّا الْقَوْمُ الْكَافِرُونَ
“Jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir..” (QS. Yusuf: 87).
“Cinta bukan hanya sekedar kata-kata atau pengakuan tetapi harus berlandaskan dengan hati yang tulus ikhlas mencintai dan di tunjukan dengan tindakan yang melambangkan bahwa itu adalah bukti nyata perjuangan cinta.” Itu bukan hanya sekedar syair atau kata-kata yang semu lagi dusta, itu adalah ketulusan dari hati yang mengharap akan cinta. Cinta yang terlahir dan pantas setelah Allah SWT adalah mencintai Rasulullah SAW, Nabi Muhammad SAW hati ini begitu bergetar begitu namanya disebut. Wujud dari cinta kita terhadap Rasulullah bisa dilakukan dengan hal-hal kecil seperti; beriman dan selalu mengingat Allah SWT, bersholawat kepadaNya, bersikap lemah lembut, tenang dan memilki rasa malu, bersuci dengan sempurna, menjaga shalat, menghidupkan sunnah Nabi dan sebagainya. Orang- orang yang sukses lagi beruntung ialah orang- orang yang bisa mendapat cinta dari Rasulullah SAW, dan Nabi Muhammad SAW sangat menginginkan kebaikan untuk seluruh umatnya. Bahkan beliau sangat bahagia apabila menyaksikan umatnya berbahagia.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: كُلُّ أُمَّتِي يَدْخُلُوْنَ الْجَنَّةَ إِلاَّ مَنْ أَبَى، قَالُوْا: يَا رَسُوْلَ اللهِ وَمَنْ يَأْبَى؟ قَالَ: مَنْ أَطَاعَنِي دَخَلَ الْجنَّةَ، وَمَنْ عَصَانِي فَقَدْ أَبَ
Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu bahwasanya Rasulullah ﷺ bersabda, “Semua ummatku akan masuk surga, kecuali yang enggan.” Para sahabat bertanya, “Siapa yang enggan itu?” “Barangsiapa yang mentaatiku pasti masuk Surga, dan barangsiapa yang mendurhakaiku, maka sungguh ia telah enggan.”, jawab beliau. (HR. al-Bukhari dan Ahmad).
Selain mencintai Allah SWT dan Rasulullah SAW, menjaga hati juga dilakukan sebagai wujud bakti kita terhadap kedua orang tua kita. Sebagaimana yang tertuang dalam surah Al-Isra 23-24
وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا ۚ إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُلْ لَهُمَا أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا
“Dan Rabb-mu telah memerintahkan kepada manusia janganlah ia beribadah melainkan hanya kepadaNya dan hendaklah berbuat baik kepada kedua orang tua dengan sebaik-baiknya. Dan jika salah satu dari keduanya atau kedua-duanya telah berusia lanjut disisimu maka janganlah katakan kepada keduanya ‘ah’ dan janganlah kamu membentak keduanya” [Al-Isra : 23]”
وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُلْ رَبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا
“Dan katakanlah kepada keduanya perkataan yang mulia dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang. Dan katakanlah, “Wahai Rabb-ku sayangilah keduanya sebagaimana keduanya menyayangiku di waktu kecil” [Al-Isra : 24]
Wujud dari bakti kita terhadap orang tua yakni dengan senantiasa menyenangkan hati orang tua,berkata dengan lemah lembut, berbakti dan merendahkan diri di hadapan kedua orang tua, dan mendo’akan kedua orang tua kita. Menajaga hati bukan hanya sebatas menjaga pandangan dari lawan jenis saja, wujud nayata dari menajaga hati juga bisa terbentuk dari terjaganya rasa cinta kita terhadap Allah SWT, Nabi Muhammad SAW dan orang tua kita.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ أَلا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
“Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan berzikir (mengingat) Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram” (Qs. ar-Ra’du: 28).


Quotes:
“Mencintai adalah anugerah terbesar dan terindah yang kita miliki, menjaga adalah satu cara untuk mempertahankan wujud dari kecintaan kita. Mencintai bukan hanya sekedar kata ataupun pengakuan semata namun lebih pada sesuatu yang tak berwujud dengan cara membayangkan dan menerka-nerka kehadiran cinta itu sendiri. Belajar mencintai kedua orang tua dan Nabi Muhammad SAW akan bermuara pada kecintaan kita terhadap Allah SWT dan muara cinta yang kekal itu adalah dekat sedekat kening dengan sajadah saat kita bersujud dan memohon ampunan terhadap Allah SWT.”
(Zaranee00) Kader PK IMM Psikologi Uhamka. 

Komentar

  1. Masya Allah.. bermanfaat sekali. Makasih ilmu dan remindernya😇

    BalasHapus
  2. Habbul minnal allah waa habbul minnal annas 😊💞

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Harmoni dalam Komunikasi Organisasi

GEMALI

Pemimpin Cahaya