Kisah Isra' Mi'raj nabi Muhammad SAW


“Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil haram ke Al Masjidil aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (Q.S Al Israa : 1)

Asalamualaikum WR WB.

Belum lama ini, kita memperingati hari peristiwa Isra’ Mi’raj yang jatuh pada hari Sabtu 14 April 2018. Banyak hikmah yang dapat kita petik dari peristiwa tersebut, salah satunya adalah perintah langsung dari Allah bagi kita untuk mendirikan shalat yang semula kita diperintahkan untuk melaksanakan 50 waktu namun dengan kemurahan Allah yang maha pengasih kita diperintahkan untuk shalat sebanyak 5 waktu saja.

Lantas seperti apa kisah nabi Muhammad mengalami peristiwa Isra’ Mi’raj? Berikut kami berikan cuplikan ceritanya.
---
Perjalanan nabi Muhammad dimulai dari masjidil Al-Haram di Mekah, setelah sebelumnya nabi didatangi oleh malaikat Jibril, Israfil dan Mikail, kemudian nabi dibawa oleh ketiga malaikat tersebut ke dekat sumur zam-zam dan dibersihkanlah hatinya menggunakan air zam-zam itu. setelah selesai nabi pun bertanya;
            “wahai para utusan, sesungguhnya untuk apa semua ini?” tanya nabi kepada para malaikat itu. dan malaikat Jibril menjawab;
            “seseungguhnya engkau Muhammad diperintahkan untuk menuju Yarusalem pada malam ini dan dirikanlah shalat[1] di masjidil Al-Aqsa” jawab malaikat Jibril.
            “wahai Jibril, bagaimanakah aku akan mampu pergi ke Al-Aqsa malam ini sementara jaraknya teramat jauh?” tanya nabi
            “sesungguhnya kami telah menyediakan kendaran yang baik untukmu” jawabnya Jibril.

Diceritakan, kendaraan nabi adalah Buraq, yang bentuknya seperti kuda namun lebih pendek dan lebih tinggi dari keledai, warnanya putih, dan terdapat pelana dan kendali selayaknya kuda.

Lantas nabi Muhammad menaiki buraq itu, dan melesat melewati malam. Banyak kisah menceritakan selama perjalanan nabi itu beliau dikejar oleh golongan jin ifrit yang membawa obor, namun para jin itu tidak mampu mencelakai nabi karena nabi Muhammad diajarkan untuk membaca doa oleh malaikat Jibril hingga terjatuhlah para jin itu dan terbakar oleh apinya sendiri.

Tidak hanya itu, saat perjalanan masih berlangsung, nabi Muhammad juga melihat segolongan orang yang memukul kepalanya sendiri dengan batu, nabi bertanya;
            “wahai Jibril, siapa kah mereka?”. Dan Jibril menjawab;
            “mereka itu adalah golongan orang-orang yang merasa berat untuk melaksanakan shalat”.
Terus berlajut, nabi juga melihat orang-orang yang memilih makan bangkai dari pada daging segar yang sudah masak, nabi kembali bertanya;
            “wahai Jibril, siapa kah mereka?”. Dan Jibril menjawab;
            “mereka itu adalah orang-orang yang pernah berzina pada semasa hidupnya”.

Akhirnya, nabi pun tiba di masjidil Aqsa. Sesuai dengan perintah Allah yang disampaikan lewat Jibril, nabi pun melaksanakan shalat 2 rakaat di masjid itu, lantas nabi mengambil air wudhu dan solatlah beliau dengan khusyuk. Seletah melaksanakan shalat, Jibril kembali datang membawa dua gelas ditangannya. Ditangan kiri malaikat Jibril menggenggam gelas berisi khamr, sementara gelas ditangan kanan berisi susu, nabi pun dimiinta untuk memilih.
            “wahai Muhammad, pilihlah minuman di kedua tanagnku ini, dan minumlah sampai habis” kata malaikat Jibril pada nabi Muhammad.

Maka, nabi pun memilih gelas berisi susu dan benar-benar susu itu dimunum sampai habis, kemudian Jibril kembali berkata;
            “sungguh engkau Muhammad terlah memilih fitrah yang baik, yaitu agama Islam, jika saja engkau memilih gelas yang berisi khamr, niscaya umatmu akan banyak yang mengimpang dan banyak yang tidak mengikuti syariat”.

Itulah peristiwa Isra’ yang terjadi. perjalanan yang dilakukan dari masji Al-Haram di Mekah sampai ke masjid Al-Aqsa di Yarusalem, yang telah diabadikan oleh Allah dalam salah satu ayat di dalam Al-Quran, yaitu surah Al Israa ayat pertama.

Setelah peristiwa Isra’, kini tiba saatnya nabi memulai perjalanan berikutnya, yaitu Mi’raj menuju akhir dari langit ke tujuh di Sidrat Al-Muntaha.

Bersama malaikat Jibril, nabi Muhammad tiba di langit pertama, mereka bertemu dengan penjaga langit pertama itu.
            “siapa kah engkau?” kata penjaga langit pertama.
            “ini aku, Jibril, dan ini adalah Muhammad yang sedang melakukan perjalanan menuju  Sidrat Al-Muntaha” jawab malaikat Jibril pada penjaga itu. Maka, mereka pun dipersilahkan masuk dan mereka bertemu dengan nabi Adam.

Lanjut, malaikat Jibril dan nabi Muhammad meneruskan perjalanannya ke langit ke dua. Disana mereka bertemu dengan nabi Isa dan nabi Yahya.

Di langit ketiga mereka bertemu dengan nabi Yusuf.

Di langit keempat mereka bertemu dengan nabi Idris

Di langit kelima mereka bertemu dengan nabi Harun

Di langit keenam mereka bertemu dengan nabi Musa

Dan di langit ketujuh mereka bertemu dengan nabi Ibrahim

Lewat dari langit ke tujuh, tibalah nabi Muhammad di Sidrat Al-Muntaha sendirian, sementara malaikat Jibril tidak ikut dan tetap berada di langit ketujuh.
Disebuah singgahsana, yang tak bisa dijelaskan seperti apa rupa dan warnanya, nabi Muhammad bertemu dengan Tuhan sang pencipta alam semesta, mereka bertatap muka dan nabi pun mendapat perintah dari-Nya akan sholat yang harus dilakukan sebanyak 50 waktu. Lantas nabi Muhammad pun turun ke langit keenam dan kembali bertemu nabi Musa.
            “ya Muhammad, apa yang dikatan oleh Tuhan padamu?” tanya nabi Musa pada nabi Muhammad.
            “sesungguhnya aku dan umatku diperintahkan untuk melaksanakan shalat sebanyak 50 waktu” jawab nabi Muhammad.
            “ya Muhammad, tidak tau kah engkau 50 waktu itu adalah jumlah yang terlalu banyak? Umatmu tidak akan sanggup melaksanakan semuanya!” kata nabi Musa.
              “wahai Musa, apa yang harus aku lakukan?” nabi Muhammad pun bertanya pada nabi Musa.
            “kembalilah pada Tuhanmu dan mintalah keringanan atas 50 waktu yang Ia perintahkan padamu” jawab nabi Musa dengan jelas.

Maka kembalilah nabi Muhammad ke atas Sidrat Al-Muntaha dan kembali bertemu dengan Allah. Maka Allah pun mengabulkan permintaan nabi Muhammad untuk mengurangi 50 waktu menjadi 45. Lantas nabi Muhammad kembali turun menuju langit keenam dan kembali bertemu dengan nabi Musa.
            “ya Muhammad, apa kah 50 waktu itu sudah dikurangi?” tanya nabi Musa.
            “sesungguhnya Allah telah menguranginya menjadi 45 waktu, wahai Musa” jawab nabi Muhammad.
            “ya Muhammad, itu masih terlalu banyak!, kembalilah menghadap pada Tuhanmu, dan mintalah lagi keringanan” pinta nabi Musa pada nabi Muhammad.

Maka kembali nabi Muhammad naik ke Sidrat Al-Muntaha. Dan kembali lagi dengan waktu shalat yang sudah dikurangi menjadi 40, namun masih dirasa terlalu banyak oleh nabi Musa, maka kembalilah nabi Muhammad naik ke Sidrat Al-Muntaha lagi. Terus menerus hal itu dilakukan dari 40 berubah menjadi 35, lalu menjadi 30, lalu menjadi 25 dan seterusnya hingga tersisa 5 rakaat. Namun hal itu masih dirasa terlalu berat oleh nabi Musa hingga nabi Muhammad pun berkata pada nabi Musa;
            “wahai Musa, sesungguhnya aku telah malu pada Tuhanku, aku sudah terlalu banyak datang dan pergi mengunjungiNya” kata nabi Muhammad, namun Allah mengetahui percakapan itu dan menetapkan 5 waktu sebagai aturan shalat wajib baginya dan bagi umatnya yaitu shalat subuh, zuhur, ashar, magrib dan isya.
---
Itulah kisah yang terjadi pada peristiwa Isra’ Mi’raj yang menjadi cikal bakal awal aturan shalat kita yaitu 5 waktu. Namun nyatanya, meski sudah dikurangi menjadi 5 waktu, masih saja ada orang yang lalai dalam mengerjakannya, dengan alasan yang beragam.
Mudah-mudahan kita sebagai muslim tidak melupakan kewajiban kita untuk melaksanakan shalat yang dengan kemurahan hati sang pencipta, Dia mengurangi jumlah waktu yang 50 menjadi 5 waktu saja. Bayangkan jika Dia tidak menguranginya apakah kita akan sanggup mengerjakan shalat 50 waktu?.

Sumber :
-          Islamcendikia.com

-          Kajian Al Quran surah Al Israa ayat pertama


-Armadhana-


[1] Shalat yang dilakukan nabi di masjidil Aqsa pada saat itu adalah, shalatnya nabi Ibrahim, yaitu 2 rakaat pagi dan 2 rakaat sore.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Harmoni dalam Komunikasi Organisasi

GEMALI

Pemimpin Cahaya