TRAVELLING IS HEALING
TRAVELLING IS
HEALING
Oleh : Abdillah Azam Kamil (Anggota Bidang RPK)
Pernahkah kamu merasakan stress di
tengah-tengah kesibukan kamu yang sedang dijalani saat ini?
Stres adalah suatu reaksi fisik dan psikis terhadap setiap
tuntutan yang menyebabkan ketegangan dan mengganggu stabilitas kehidupan
sehari-hari. Menurut WHO (World Health Organization), Stres adalah reaksi atau
respon tubuh terhadap stressor psikososial (tekanan mental atau beban
kehidupan). Stres merupakan tantangan dalam kehidupan sehari-hari yang
membutuhkan peranan pikiran, tubuh, dan emosi. Stres yang berlebihan akan
mempengaruhi kualitas hidup seperti menimbulkan perasaan-perasaan tidak percaya
diri, penolakan, marah atau depresi dan memicu terjangkitnya penyakit sakit
kepala, sakit perut, insomnia, tekanan darah tinggi atau stroke. Salah satu
upaya untuk menurunkan tingkat stres dapat dilakukan dengan self healing. Dalam praktiknya self healing merupakan istilah yang
salah satunya menggunakan proses yang berprinsip bahwa sebenarnya tubuh manusia
merupakan sesuatu yang mampu memperbaiki dan menyembuhkan diri melalui
cara-cara tertentu secara ilmiah. Jika seseorang masih tidak bisa mengatasi
stres maka dia bisa menemui psikolog untuk berkonsultasi, yang dilanjutkan
dengan terapi atau dengan cara alternatif. Salah satu cara alternatif nya yaitu
dengan melakukan self healing.
Mungkin kamu ingin sekali menghilangkan stress
ditengah-tengah kesibukan kamu dengan cara travelling,
entah itu bersama keluarga, sahabat, pacar atau quality time dengan diri
sendiri. Dengan cara travelling tersebut
kamu akan bisa menghilangkan beban yang ada di
kepala, karena pada dasarnya manusia butuh yang namanya waktu menghibur
diri untuk merilekskan pikiran. Setiap manusia pasti ada yang namanya titik
jenuh karena kegiatan yang dimana kehidupannya hanya sekedar bangun pagi,
sarapan, kerja atau kuliah, lalu pulang dan
istirahat. Kadang kala kita butuh yang namanya suasana baru, pengalaman
baru karena ternyata, teman perjalanan terbaik bukanlah yang selalu bersamamu
merangkai setiap rencana perjalanan, menyiapkan perlengkapan bersama, dan mengukur
jarak bersama. Teman perjalanan yang terbaik
kadangkala adalah senyum sapa penjual sarapan pagi di kota baru mu selagi kamu masih belum juga mandi, mereka yang
menceritakan kotanya dengan penuh bangga di balik kemudi, mereka yang membuka
bekal perjalanannya denganmu untuk berbagi, rintik hujan pagi hari di tepi candi, hembus angin di balik
dedaunan, doa para terkasih dari kejauhan dan rasa rindu yang menarikmu untuk
segera pulang. Karena setiap perjalanan mengajarkan kamu kemana seharusnya kamu kembali.
Banyak orang yang selalu mengejar untuk uang, tapi tidak
memikirkan kesehatan mental yang ada didalam dirinya, menurut saya terlalu
mengejar urusan dunia tanpa memikirkan kesehatan mental nya atau fisiknya itu
merupakan kesalahan yang fatal. Semua tidak melulu tentang uang kok, karena
bagi saya traveling adalah healing. Saya rela mengeluarkan biaya yang tidak
sedikit untuk membuat kami tetap waras menghadapi hidup dan traveling adalah salah satu metode saya
untuk menjaga kesehatan mental.
Apa
saja manfaat positif yang bisa kita peroleh setelah liburan ke tempat baru? Ini
lah beberapa manfaat positif nya seperti :
1.
Penghilang stres yang ampuh
Aktivitas
pekerjaan yang tak henti kerap menimbulkan stres berkepanjangan hingga akhirnya
malah mempengaruhi produktivitas seseorang. Menurut Dr. Tamara McClintock
Greenberg, seorang psikolog sekaligus penulis Psychodynamic Perspectives on Aging and Illness mengatakan bahwa
rasa jenuh akan mengalihkan perhatian kita terhadap hal-hal positif sehingga
stres akibat pekerjaan dan aktivitas harian bisa mempengaruhi apa yang kita anggap benar-benar menarik dan
berarti. Melipir ke tempat baru yang tenang sangat penting untuk menyegarkan
pikiran dan mengisi ulang energi yang habis. Menurut Greenberg, sekedar short trip satu atau dua hari saja sudah
cukup untuk menurunkan hormon kortisol yang dihasilkan saat stres, sehingga
pikiran akan lebih tenang.
2.
Memperluas pola pikir
Traveling
juga membuat kita lebih terbuka terhadap hal-hal baru. Saat bepergian ke tempat
baru, terutama ke luar negeri, merasakan perbedaan budaya hingga ras yang tidak
kita rasakan sebelumnya bisa menjadi pengalaman yang tak terlupakan.
Merasakan perbedaan juga bisa membantu kita lebih peduli terhadap orang-orang yang berbeda di sekitar kita. Dampaknya menurut solo travel expert, Valerie Wilson, seseorang bisa menjadi lebih bahagia karena bertemu langsung dengan perbedaan tersebut dapat membantu mengevaluasi prinsip dan pandangan, bahkan bisa mengubahnya menjadi lebih baik.
3. Menurunkan risiko
gangguan psikologis
Sudah
dijelaskan sebelumnya bahwa traveling bisa menurunkan hormon kortisol penyebab
stres. Selain itu, liburan dan melepaskan sejenak rutinitas harian bisa membuat
kita lebih percaya diri dan mood pun lebih terkontrol. Bahkan, menurut jurnal dari Cornell University yang diterbitkan
tahun 2014 lalu, rasa bahagia saat traveling
bisa lebih besar dibandingkan kebahagiaan saat mendapatkan barang impian,
misalnya mobil atau gadget baru. Sebab, pengalaman baru saat
liburan bisa ‘merombak’ rasa jenuh yang tertanam di otak akibat aktivitas sama
setiap harinya.
4.
Membuat mental lebih tangguh
Ada banyak tantangan yang bisa kamu jumpai saat pergi ke tempat baru, mulai dari culture, bahasa, hingga makanannya. Namun, rasa antusias dan sedikit terintimidasi akibat berbagai keterbatasan saat traveling bisa membuat mental kamu lebih tangguh.
Saat traveling, kita juga akan dipaksa untuk keluar dari zona nyaman, berinteraksi dengan orang lain, serta memahami kebiasaan baru di tempat yang kita kunjungi. Pengalaman tersebut akan membuat kita jadi lebih terbuka menghadapi hal baru, lebih sabar dan tenang menghadapi masalah, bahkan kita bisa lebih mudah berinteraksi dengan orang lain.
5. Menjadi lebih
produktif
Stres
berkepanjangan yang berasal dari pekerjaan dan kehidupan sehari-hari dapat
menghambat kinerja otak. Akibatnya, produktivitas menurun dan kamu kesulitan
untuk fokus. Traveling dapat
mengurangi stres sehingga kamu bisa tetap produktif saat bekerja. Selain itu,
rasa bahagia dari traveling juga akan meningkatkan kinerja otak dan tentunya
berdampak positif pada pekerjaan kamu.Hal ini dibuktikan dalam survei yang
dimuat dalam Harvard Business Review. Studi tersebut menyebutkan karyawan yang
berlibur ternyata bisa menyelesaikan pekerjaannya dengan lebih mudah. Mereka
pun bekerja lebih produktif dibandingkan rekan-rekannya yang tidak berlibur.
Dialah yang menjadikan bumi untuk mudah kau jelajahi, maka jelajahilah
di segala penjurunya, agar kau lebih bersyukur…"(Al Qur’an 67 : 16). Maka
dari itu yuk, sama sama kita menjaga
psikis kita dengan cara self-healing “lebih
baik uang habis dengan cara
travelling, daripada habis untuk ke psikiater”
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus