Terbelenggu Ruang Waktu Dan Harapan Yang Masih Belum Tentu Menjadi Milikmu?

Terbelenggu Ruang Waktu Dan Harapan Yang Masih Belum Tentu Menjadi Milikmu?


Beli gurame di rumah Bu Rahmat
Tak lupa beli mentimun dan juga tomat
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh pembaca yang terhormat
Semoga pembahasan ini bisa terus bermanfaat
               
Pernah ga si kita berada di fase ketika teman kita berbicara kepada kita, kita justru sedang berada di pemikiran kita sendiri entah itu mikirin soal makanan, nilai, orang tua, sahabat, dsb. Pasti kita sering banget deh ngelakuin hal itu. Hayo ngaku siapa yang suka diam-diam tidur di pojokan kelas padahal dosen sedang menyampaikan materi? Hihihi, jangan di tag ya orang nya kasihan nanti dia malu sendiri. Atau pernah ga si kalian masih suka terjebak di kondisi masa lalu? Seperti masih berharap sama seseorang yang belum tentu jodoh kita? Ahaha, jangan curhat juga ya teman-teman. Oke baiklah kali ini pembahasannya cukup familiar banget sama kehidupan kita nih. Apasih pembahasannya? Cepetan kasih tau dong, kan udah penasaran banget yang bacanya dari tadi. Nah kali ini kita akan bahas apa itu mindfulness. Kalian tau apa ga itu mindfulness? Kalau belum yuk simak pembahasan kali ini.
Mindfulness adalah kondisi penuh atas kesadaran diri kita sekarang. Hah sekarang, maksudnya gimana tuh? Jadi mindfulness ini adalah kondisi dimana diri kita sepenuhnya sadar saat itu atau detik itu, contohnya seperti kamu yang sedang baca artikel ini pastinya kamu akan memberikan atensi/perhatian penuh terhadap layar gadget/PC kamu bukan? Mata kamu sepenuhnya sadar dan melihat setiap tulisan yang tercantum dalam artikel ini, telinga kamu bisa saja mengabaikan suara bising dari luar rumah, suara dari televisi rumah atau suara orang tua yang sedang memanggilmu dan memerlukan bantuan ehehe. Tapi kalau orang tua manggil kita harus tetap sigap ya langsung bergegas membantu, jangan malah acuh apalagi jawab dengan nada yang tinggi, perlu diingat kalau orang tua adalah yang utama dan harus kita dahulukan sebagai seorang anak. Ketika kamu sepenuhnya bisa menyadari kondisi saat itu maka kamu itu mindful banget. Nah nahh, kalau kita ga kayak gituh gimana dong? Kalau pas kita baca mata kita fokus ke yang lain, telinga kemana-mana dan fikiran melayang kemana-mana, terus apa yang bisa kita lakukan? Nanti akan ku bahas gimana caranya melatih mindfulness kita, namun sebelum itu berikut ada beberapa definisi mengenai mindfulness.
Mindfulness adalah peningkatan kesadaran dengan berfokus pada pengalaman saat ini (present-moment awareness) serta penerimaan tanpa memberikan penilaian (non-judgemental acceptance). Menurut Baer, et.al (Dalam Savitri, 2017), mindfulness merupakan peningkatan kesadaran penuh dengan berfokus pada pengalaman saat ini (present-moment awareness) serta penerimaan tanpa memberikan penilaian (non-judgemental acceptance). Berdasarkan riset dari Baer, et. al (Dalam Savitri, 2017) mengenai dimensi mindfulness pada remaja ditemukan bahwa, terdapat tiga dimensi utama mindfulness, yaitu: 1) Acting with awareness atau bertindak dengan kesadaran, yaitu menyadari tindakan yang dilakukan dengan menciptakan kesadaran akan hari ini/sekarang bukan terletak pada masa yang telah lampau; 2) Observing atau mengobservasi, lebih mengacu kepada stimulus internal seperti, pemikiran, perasaan dan sensasi tubuh; 3). Accepting without judgment atau penerimaan tanpa penilaian, yaitu menerima dan mengamati tanpa menilai yang ada di pikiran.
Sadarkah kita bahwa kondisi yang paling membuat kita terjebak adalah terus memikirkan keadaan yang terletak pada masa lalu? Seberapa bahayanya jika hal tersebut justru membuat kita semakin merasa kehilangan jati diri, lupa bagaimana hidup memberikan kita waktu untuk bisa menikmati hadirnya diri, lupa dan tak sadar bahwa “hari ini” adalah momen yang bisa mendatangkan kita pada kebahagiaan dan penerimaan sepenuh hati bahwa semua yang telah terlewati sudah sepatutnya kita jadikan ajang untuk intropeksi diri. Manfaat yang amat bisa dirasakan ketika kita mampu mengadirkan kondisi saat ini yakni dapat melahirkan kesehatan fisik dan mental, meningkatkan kesejahteraan psikologis dan juga kualitas hidup (Fourianalistyawati, 2017). Selain itu dengan mindful yang baik kita secara aktif mampu mengurangi efek yang berlebih terhadap kecemasan, stress, depresi, maupun emosi negatif lainnya. Dalam Islam mindfulness lebih mengarah pada proses kesadaran terhadapan suatu tindakan yang berorientasi pada amal perbuatan. Mindfulness juga dapat kita temui dalam kegiatan kita sebagai seorang muslim sehari-hari yakni sholat, dzikir, berdo’a, membaca Al-Qur’an, dsb.
Mindfulness dalam nilai Islam terletak pada 3 kompenen yakni ikhlas, ihsan dan rasa syukur. Ikhlas merupakan bentuk atau wujud dari penerimaan sepenuh hati terhadap segala hal yang telah terjadi. Ihsan yakni beribadah dengan khusyuk dan yakin bahwa Allah SWT mengawasi kita seperti yang tertera dalam Qur’an Surah An-Nisaa:1 yang artinya “Sesungguhnya Allah Maha Mengawasi kamu sekalian”. Dan syukur hakikatnya lekat dalam hati, dengan rasa syukur inilah kita seharusnya memberikan atensi penuh terhadap kenikmatan yang telah Allah SWT berikan “hari ini”. Dalam kehidupan rasanya kita sebagai manusia seringkali merasa cemas, takut, kecewa sampai dengan putus asa, itu semua pernah kita rasakan bukan? untuk itu sebagai insan yang berakal sudah sepatutnya kita kembali pada kalimat “La Haula Wa Laa Quwwata Illa Billahi” yakni tiada daya dan upaya kecuali dengan pertolongan Allah SWT. Mindfulness tidak hanya mengacu pada kemampuan mengingat memori masa lalu, tetapi untuk mengingat dan memperhatikan serta menyadari semua yang terjadi saat ini.
Perlu diketahui bahwa kita tak akan pernah bisa merubah akhir dari sesuatu, namun kita bisa menentukan kapan kita mulai dan mencapai apa yang akan kita capai. Kita juga tidak bisa mengontrol segala sesuatu yang menimpa, namun yang bisa kita kontrol adalah respon kita terhadap hal tersebut. Sadar dan fokus seharusnya kita memiliki mindset untuk hidup sepenuhnya dimasa “sekarang”. Cemas, bingung, resah, kecewa adalah hal yang wajar dan biasa terjadi dalam kehidupan kita, namun jangan sampai hal tersebut membuat kita justru berlarut-larut dalam penyesalan masa lalu dan sibuk melamun memikirkan masa depan karena angan-angan dan penyesalan saja tak akan cukup untuk membangun sebuah perubahan, hadirkan jiwa dan raga dalam kondisi yang sekarang untuk diri kita sendiri dan orang sekitar. Terakhir, .. kapan kalian akan mulai memikirkan “sekarang”??? karena “sekarang” adalah kekuatan kita yang sebenarnya.
Salam Pena
Zaranee00
Bidang Hikmah 2019
DAFTAR PUSTAKA
Savitri, Wenita Cyntia., & Ratih.,A.,L. (2017). Mindfulness dan Kesejahteraan Psikologis pada Remaja. Psikohumaniora: Jurnal Penelitian Psikologi. 2(1). 46-47.
Fourianalistyawati, Endang. (2017). Kesejahteraan Spiritual dan Mindfulness pada Majelis Sahabat Sholawat. Psikis: Jurnal Psikologi Islami. 3(2). 81.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Harmoni dalam Komunikasi Organisasi

GEMALI

Pemimpin Cahaya